Pengikut

Rabu, 07 Desember 2016

penelitian keagamaan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penelitian agama telah dilakukan beberapa abad yang lalu namun hasil penelitiannya masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja dan belum dijadikan sebagai sebuah ilmu. Setelah bertambahnya gejala-gejala agama yang berbentuk sosial dan budaya, ternyata penelitian dapat dijadikan sebagai ilmu yang khusus dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama tersebut. Perkembangan penelitian agama pada saat ini sangatlah pesat karena tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang selalu mengalami perubahan. penelitian agama sendiri menjadikan agama sebagai objek penelitian yang sudah lama diperdebatkan. Harun nasution menunjukkan pendapat yang menyatakan bahwa agama, karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan kalaupun dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial. 
Penelitian sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan metode keilmuan. Sedangkan metode ilmiah sendiri adalah usaha untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian sistematis. Sedangkan penelitian agama sendiri menjadikan agama sebagai objek penelitian yang sudah lama diperdebatkan. Harun nasution menunjukkan pendapat yang menyatakan bahwa agama, karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan kalaupun dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial.

Rumusan Masalah
Dari berbagai problematika yang ada dalam makalah ini penulis mengajukan beberapa persoalan yang akan di jawab dalam kesimpulan:
1. Apa pengertian penelitian keagamaan?
2. Apakah yang dimaksud dengan penelitian agama dan penelitian keagamaan?
3. Bagaimanakah konstruksi teori penelitian keagamaan?
4. Bagaimanakah model-model penelitian keagamaan?


PEMBAHASAN

Pengertian Penelitian Keagamaan
Penelitian berarti pemeriksaan, penyelidikan yang dilakukan dengan berbagai cara secara seksama dengan tujuan mencari kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaharuan, pengembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah teoritis dan praktis dalam bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan. Sedangkan pengertian agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan, ditulis dalam kitab suci, dan diwariskan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya dengan tujuan memberikan tuntunan hidup bagi manusia agar tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 
Penelitian dipandang sebagai kegiatan ilmiah karena menggunakan metode keilmuan, yakni gabungan antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris.  Pendekatan rasional memberikan kerangka pemikiran yang koheren dan logis.  Sedangkan pendekatan empiris merupakan kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran
Agama sebagai objek penelitian sudah lama diperdebatkan. Murdan menunjukkan bahwa agama, karena merupakan wahyu, tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan  kalaupun dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial.  Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk benda-benda suci atau keramat, seperti bangunan mesjid yang bernilai historis tinggi, bangunan candi Borobudur, dan bedug Sunan yang dipamerkan dalam Festival Istiqlal, misalnya, merupakan wilayah kajian antropologi dan arkeologi.  Dengan demikian, agama dalam pengertian yang kedua, menurut Murdan, dapat dijadikan sebagai objek penelitian tanpa harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode yang lain.
Dengan demikian kedudukan penelitian agama adalah sejajar dengan penelitian-penelitian lainnya, yang membedakannya hanyalah objek kajian yang ditelitinya. Agama dalam pengertian yang kedua menurut Murdan dapat dijadikan sebagai objek penelitian tanpa harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode yang lain.




Dengan demikian penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktek-praktek agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif. Dalam penelitian keagamaan terdapat 3 bidang penelitian :
1.Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan atas agama yang dianutnya.
2.Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya maupun yang lainnya yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama.
3.Ajaran agama yang membentuk pranata sosial, corak perilaku, dan budaya masyarakat beragama.

Penelitian Agama dan Penelitian Keagamaan
“Penelitian Agama” adalah penelitian tentang hubungan timbal balik antara Agama dan Masyarakat, sedangkan “penelitian keagamaan” adalah Agama sebagai gejala sosial. Penelitian agama (reserch on religion) lebih ditekankan pada aspek pemikiran dan interaksi sosial. Pada aspek pemikiran, menggunakan metode filsafat dan ilmu-ilmu humaniora. Sedangkan pada aspek interaksi sosial, yakni penelitian keagamaan sebagai produk interaksi sosial, menggunakan pendekatan sosiologi, antropologi, historia atau sejarah sosial yang biasa berlaku dan sebagainya. Misalnya penelitian tentang perilaku jamaah haji di daerah tertentu, hubungan ulama dengan keluarga berencana, penelitian tentang perilaku ekonomi dalam masyarakat muslim.
M. Atho Mudzhar mengatakan bahwa perbedaan antara penelitian agama dengan penelitian keagamaan perlu disadari karena perbedaan tersebut membedakan jenis metode penelitian yang diperlukan. Untuk penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai doktrin, pintu bagi pengembangan suatu metodologi penelitian tersendiri sudah terbuka, bahkan sudah ada yang merintisnya. Sedangkan untuk penelitian keagamaan yang sasarannya agama sebagai gejala sosial, kita tidak perlu membuat metodologi penelitian tersendiri. Ia cukup meminjam metodologi penelitian sosial yang telah ada. 
Penelitian keagamaan (religion research) lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sistem keagamaan. Penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai gejala sosial, maka digunakan metodologi penelitian sosial. Sedangkan penelitian keagamaan yang objeknya adalah agama sebagai produksi interaksi sosial yakni tindakan dan sikap manusia.
Konstruksi Teori Penelitian Keagamaan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, konstruksi adalah cara membuat (menyusun) bangunan – bangunan (jembatan dan sebagainya) dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu, teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.
Selanjutnya, dalam ilmu penelitian teori-teori itu pada hakikatnya merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat, misalnya kita ingin meneliti gejala bunuh diri. Sudah mengetahui tentang teori integrasi atau kohesi sosial dari Emile Durkheim (seorang ahli sosiologi Perancis kenamaan), yang mengatakan adanya hubungan positif antara lemah dan kuatnya integrasi sosial dan gejala bunuh diri.  Dari pengertian-pengertian tersebut, kita dapat memperoleh suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara suatu dan lainnya saling berkaitan, sehuingga membentuk suatu bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang dilakukan secara saksama dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan, tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul. Kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah teoritis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan. Dengan demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data yang terkumpul.

Macam-macam Penelitian Agama
Seseorang yang akan menyusun konstruksi teori penelitian terlebih dahulu perlu mengetahui bentuk dari macam-macam penelitian. Sebab perbedaan bentuk atau macam penelitian yang dilakukan, akan mempengaruhi bentuk konstruksi teori penelitian yang dilakukan, termasuk pula penelitian agama. Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya. 
Dilihat dari segi hasil yang ingin dicapainya, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian menjelajah (exploratory atau deskriptif) dan penelitian yang bersifat menerangkan (explanatory). Dalam penelitian yang bersifat menjelajah atau deskriptif, pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang, teori-teorinya belum ada atau belum diperlukan. Sedangkan dalam penelitian yang bersifat menerangkan dimana sudah pasti ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesis-hipotesis yang akan diuji, jelas memerlukan teori.
Dilihat dari segi bahan-bahan atau objek yang akan diteliti, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan bahan-bahan tertulis seperti manuskrip, buku, majalah, surat kabar, dan dokumen lainnya; dan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian yang selanjutnya disebut informan atau responden melalui instrumen pengumpulan data seperti angket, wawancara dan observasi.
Jika dilihat dari segi cara menganalisisnya, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian yang bersifat kualitatif dan yang bersifat kuantitatif. Sikap keagamaan, kecerdasan, pengaruh kebudayaan, dan lain sebagainya termasuk objek penelitian yang bersifat kualitatif. Sedangkan objek penelitian yang sifatnya ingin mengetahui jumlah para lulusan, jumlah orang yang melanggar peraturan, dan sebagainya dapat dilakukan penelitian yang bersifat kuantitatif.
Jika dilihat dari segi metode dasar dan rancangan penelitian yang digunakan, penelitian dapat dibagi menjadi penelitian yang bersifat historis, perkembangan, kasus, korelasional, kausal-komparatif, eksperimen sungguhan, eksperimen semu, dan penelitian tindakan (action research).





Berbagai macam penelitian yang didasarkan pada segi metode dan rancangannya ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Penelitian historis (historical research)
Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensistematisasikan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
2. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.
3. Penelitian korelasional (correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien relasi.
4. Penelitian kausal-komparatif (causal comparative research)
Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
5. Penelitian eksperimental sungguhan
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenal kondisi perlakuan.
6. Penelitian tindakan (action research)
Tujuan penelitian tindakan adalah untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.


7. Penelitian survei
Penelitian survei dapat digunakan untuk tujuh tujuan, antara lain
a) Untuk maksud penjajagan (eksploratif)
b) Untuk menggambarkan (deskriptif)
c) Untuk penjelasan (explanatory) atau penegasan (conformatory)
d) Untuk keperluan penilaian (evaluasi)
e) Untuk prediksi kejadian yang mungkin akan timbul di masa mendatang
f) Sebagai bahan atau landasan bagi penelitian yang lebih bersifat operasional
g) Sebagai upaya untuk mengembangkan indikator-indikator sosial. 
8. Grounded research
Grounded research adalah suatu metode penelitian yang mendasarkan diri kepada fakta dan menggunakan analisa perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembangkan teori di mana pengumpulan data  dan analisa data berjalan pada waktu yang bersamaan. 

Langkah-Langkah Pokok Penyusunan Draft Penelitian Dan Pengkajian Islam
Langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian Islam pada hakikatnya merupakan sutau kegiatan yang harus ada dalam suatu rencana penelitian. Di kalangan para ahli dijumpai pendapat yang satu sama lainnya agak berbeda ketika mengemukakan aspek-aspek yang harus ada dalam rencana penelitian. Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A mengatakan bahwa suatu rencana yang harus ada dalam penyusunan draft penelitian dan pengkajian agama adalah: (1) Unsur latar belakang masalah; (2) Studi kepustakaan; (3) Landasan teori; (4) Metodologi penelitian; dan (5) Kerangka analisis.



1. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang masalah pada hakikatnya memuat pemikiran atau alas an yang jelas dan meyakinkan mengapa penelitian itu mesti dilakukan. Secara sederhana masalah terjadi karena adanya kesenjangan antara problem dengan teori. Masalah yang harus dipecahkan atau dijawab melalui penelitian selalu tersedia cukup banyak, tinggallah si peneliti mengidentifikasikannya, memilihnya, dan merumuskannya.
Dalam kaitan dengan penelitian agama misalnya kita dapat mengajukan permasalahan seperti sejauhmanakahketerlibatan agama dalam menyelesaikan masalah-masalah kehidupan yang dialami umat Islam Indonesia. Selanjutnya kita melihat pada bidang kemasyarakatan, bidang kekeluargaan, bidang pendidikan, bidang politik, bidang kependudukan, bidang ketenagakerjaan, semua masalah sosial tersebut dihubungkan dengan agama, karena agama (Islam) sebagian besar berbicara kemasyarakatan dan kemanusiaan. Islam memandang bahwa kehadiran agama di dunia ini dimaksudkan untuk mengubah masyarakat dari berbagai kegelapan. Di dalam Islam masalah kaum yang lemah misalnyasangat mendapat perhatian yang besar seperti istilah faqir, miskin, ibnu sabil, anak yatim, para budak, janda-janda. 
2. Studi Kepustakaan
Kajian kepustakaan pada intinya dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan topik penelitian yang akan diajukan dengan penelitian sejenis yang yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya sehingga tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu dan mubadzir. Tak jarang terjadi seorang peneliti dengan sadar atau tidak, bertindak seakan-akan tak ada tulisan-tulisan mengenai mengenai masalah-masalah yang ditelitinya, mungkin hal itu terjadi karenatulisan-tulisan yang ada tertulis dalam bahasa yang tak dikuasainya ataupun tulisan-tulisan itu tak dapat diperolehnya. Tinjauan pustaka ini juga berguna untuk mencari celah atau peluang dari suatu penelitian yang akan dilakukan.

3. Landasan Teori dan Hipotesis
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu teori pada pokoknya merupakan pernyataan mengenai sebab akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif antar gejala yang diteliti dari satu atau beberapa faktor tertentu dalam masyarakat. Dalam penelitian agama misalnya kita menjumpai teori yang mengatakan bahwa setiap prilaku yang diperankan oleh seseorang selalu bertolak belakang dengan keyakinan agama yang dianutnya. Dengan teori ini kita dapat menjelaskan mengapa orang berkata, berbuat, dan melakukan sesuatu perbuatan bertolak dari sudut pandang keyakinan agama yang dianutnya.
Dengan demikian suatu teori dalam penelitian amat berguna untuk menjelaskan, menginterpretasikan, dan memahami suatu gejala atau fenomena yang dijumpai dari hasil penelitian. Kerangka atau landasan teoritis membanttu si peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitiannya dan memilih konsep-konsep yang tepat, guna pembentukan hipotesi-hipotesisnya. Namun demikian perlu dicatat bahwa teori ini bukanlah pengetahuan yang sudah pastti, akan tetapi harus dianggap sebagai petunjuk hipotesis, dengan demikian hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang akan digunakan untuk menjelaskan data-data yang dihasilkan melalui penelitian itu dibangun dari konsep-konsep atau teori-teori yang dihasilkan melalui kajian pustaka. Di sini mulai terlihat adanya hubungan dialektis antara konsep yang lama dengan konsep yang baru sebagai hasil atau kesimpulan dari penelitian.

4. Metodologi Penelitian
Apabila konsep-konsep sudah ditentukan dan ditegaskan serta landasan teori dan hipotesis telah terbentuk, kita menuju ke tahap pemilihan metode pelaksanaan penelitian. Metode mana yang akan dilakukan dan dinilai paling tepat amat bergantung pada macam penelitian yang dilakukan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Kita misalnya mengenal adanya penelitian yang bersifat eksploratif (menjelajah), deskriptif (menggambarkan), dan eksplanatory (menerangkan).
Untuk penelitian yang bersifat eksploratif misalnya kita dapat melakukan wawancara terbuka yang memberikan keleluasaan bagi si penjawab untuk memberi pandangan secara bebas. Sedangkan untuk penelitian yang bersifat deskriptif dapat menggunakan data kualitatif, sementara untuk penelitian yang bersifat menerangkan dapat menempuh cara eksperimen seperti keadaan dalam laboratorium Ilmu eksakta, dan dapat pula berbentuk perbandingan sistematis atau yang selanjutnya disebut dengan studi komparatif.



5. Kerangka Analisis
Data-data yang terkumpul melalui bebagai metode tersebut selanjutnya diolah, pertama-tama data itu diseleksi atas dasar realibilitas dan validitasnya. Data yang rendah realibilitas dan validitasnya dan data yang kurang lengkap digugurkan dan dilengkapi dengan substitusi, selanjutnya data yang telah lulus dalam seleksi itu lalu diatur dalam table, matrik, dan lain sebagainya, agarmemudahkan pengolahan selanjutnya. Kalau mungkin pada penyusunan tabel yang pertama itu dibuat tabel induk (master table ). Jika tabel induk itu dapat dibuat langkah-langkah selanjutnya akan mudah dikerjakan karena perhitungan-perhitungan dan analisis dapat dilakukan berdasarkan tabel induk itu.

Pendekatan yang Digunakan
Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang digunakan untuk menjelaskan suatu data yang dihasilkan dalam penelitian. Suatu data hasil penelitian dapat menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda tergantung pada pendekatan yang digunakan. Dalam kaitan ini kita misalnya kita mengenal adanya pendekatan kawasan (regional), pendekatan perbandingan dan pendekatan topikal.  Pendekatan kawasan (regional) dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitia tentang suatu masalah menurut wilayah dimana masalah tersebut terjadi. misalnya studi tentang Islam yang ada di timur tengah, afrika utara, asia tengah, asia selatan, asia tenggara, dan sebagainya.
Buku berjudul “Jaringan Ulama” Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII Disertast Azyumardi Azra” merupakan contoh dari penelitian tentang Islam menurut pendekatan kawasan. Model pendekatan kawasan ini biasanyabanyak digunakan untuk mengkaji Islam secara komprehensif yang terdapat pada suatu wilaya atau kawasan. Sehingga antara Islam yang berada pada suatu kawasan dapat dibedakan dengan Islam yang ada pada kawasan lainnya.
Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach) yaitu mengkaji bidang keilmuan dengan cara membandingkan berbagai pendapat atau aliran yang ada dalam ilmu tersebut. Sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Dalam bukunya yang berjudul “Teologi Islam (ilmu kalam)“ Harun Nasution menggunakan pendekatan perbandingan antara satu aliran teologi dengan aliran teologi lainnya. Dalam hal membahas tentang akal, dan wahyu, perbuatan manusia, Iman, dan sebagainya.

Pendekatan Topikal-Tematik yaitu mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengelompokkannya dalam topic-topik tertentu atau tema tema yang terdapat pada masing-masing disiplin keilmuan. Pendekatan ini biasanya banyak digunakan dalam mengkaji suatu pemikiran yang bersifat normatif atau ajaran. Dalam buku yang berjudul “ Wawasan Al-Qur an “ Quraish Shihab mencoba mengkaji kandungan al Qur an dengan mengelompokkan nya pada tema keimanan, soal-soal muamalah, manusia dan masyarakat, aspek-aspek kegiatan manusia, dan soal-soal penting bagi umat. Dalam setiap tema tersebut terdapat topic-topik bahasan tertentu.
Selanjutnya istilah pendekatan juga sering bersinggungan dengan istilah perspektif, paradigma (cara pandang), dan sudut pandang. Berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi, Sejarah (history), Filsafat (Philosophy), kebudayaan (cultural), antropologi, hokum (normative), politik, dan sebagainya. Sering pula digunakan sebagai pendekatan ketika membaca buku-buku keislaman karangan harun Nasution seperti Teologi Islam (ilmu kalam), dan Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, kita melihat bahwa pengarang buku tersebut selain menggunakan pendekatan histories (kesejarahan), juga menggunakan pendekatan filosofis.
Ketika membahas latar belakang timbulnya aliran-aliran dalam teologi Islam, seperti khowarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Harun Nasution menggunakan pendekatan historis yaitu dengan menyatakan bahwa berbagai aliran teologi tersebutmuncul sebagai akibat dari pertentangan politik yang terjadi antara Ali bin Abi Tholib (kholifah al Rosyidin yang keempat) dengan mu’awiyah sebagai gubernur Damaskus, ditambah dengan masuknya pemikiran filsafat yunani ke dalam Islam serta pertentangan lainnya yang terjadi dalam tubuh umat Islam. 



Model-Model Penelitian Keagamaan
Adapun model penelitian yang ditampilkan di sini disesuaikan dengan perbedaan antara penelitian Agama dan penelitian keagamaan. Akan tetapi, disini dikutip karya Djamari mengenai metode sosiologi dalam kajian Agama, yang secara tidak langsung memperlihatkan model-model penelitian Agama melalui pendekatan sosiologis.
Djamari, dosen pascasarjana IKIP Bandung, menjelaskan bahwa kajian sosiologi Agama menggunkan metode ilmiah, yaitu:
a. Analisis Sejarah
Sosiologi tidak memusatkan perhatiannya pada bentuk peradaban pada tahap permulaan pada waktu tertentu (etnografi), tetapi menerangkan realitas masa kini, realitas yang berhubungan erat dengan kita, yang memengaruhi gagasan dan perilaku kita. Supaya kita mengerti persoalan manusia  sekarang, kita harus mempelajari sejarah masa silam.  Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah dapat menyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu lembaga. Pendekatan sejarah bertujuan untuk menemukan inti karakter Agama dengan meneliti sumber klasik sebelum dicampuri yang lain. Dalam menggunakan kata historis, sejarawan cenderung menyajikan detail dari situasi sejarah dan eksplanasi tentang sebab akibat dari suatu kejadian. Sedangkan sosiolog lebih tertarik pada persoalan apakah situasi sosial tertentu diikuti oleh situasi sosial yang lain. Sosiolog mencari pola hubungan antara kejadian sosial dan karakteristik Agama.
b. Analisis Lintas Budaya
Dengan membandingkan pola-pola sosial keagamaan di beberapa daerah kebudayaan, sosiolog dapat memperoleh gambaran tentang korelasi unsur budaya tertentu atau kondisi sosiokultural secara umum.
c. Eksperimen
Penelitian yang menggunakan ekperimen sedikit sulit dilakukan dalam penelitian Agama. Namun dalam beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan dalam penelitian Agama. Misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar dari beberapa model pendidikan Agama.
d. Observasi Partisipatif
Dengan partisipasi dalam kelompok, peneliti dapat mengobservasi perilaku orang-orang dalam konteks religius. Orang yang diobservasi boleh mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi atau secara diam-diam. Di antara kelebihan penelitian ini adalah memungkinkannya pengamatan simbolik antar anggota kelompok secara mendalam. Adapun salah satu kelemahannya adalah terbatasnya data pada kemampuan observer.
e. Riset Survei dan Analisis Statistik
Penelitian survei dilakukan dengan penyusunan kuesioner, interview dengan sampel dari suatu populasi. Sampel dapat berupa organisasi keagamaan atau penduduk suatu kota atau desa. Prosedur penelitian ini dinilai sangat berguna untuk memperlihatkan korelasi dari karakteristik keagamaan tertentu dengan sikap sosial atau atribut keagamaan tertentu.
f. Analisis Isi
Dengan metode ini, peneliti mencoba mencari keterangan dari tema-tema agama, baik berupa tulisan, buku-buku khotbah, doktrin, maupun deklarasi teks, dan yang lainnya.  Umpamanya sikap kelompok keagamaan dianalisis dari substansi ajaran kelompok tersebut. 




PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktek-praktek agama yang dilakukan oleh manusia secara individual dan kolektif. Penelitian keagamaan (religion research) lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sistem keagamaan. Penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai gejala sosial, maka digunakan metodologi penelitian sosial. Sedangkan penelitian keagamaan yang objeknya adalah agama sebagai produksi interaksi sosial yakni tindakan dan sikap manusia. Dalam penelitian pun dikenal adanya konstruksi teori yaitu susunan atau bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum-hukum mengenai sesuatu yang antara suatu dan lainnya saling berkaitan, sehuingga membentuk suatu bangunan. Adapun model-model penelitian keagamaan meliputi analisis sejarah, analisis lintas budaya, eksperimen, observasi partisipatif, riset survei dan analisis statistik, dan analisis isi.




DAFTAR PUSTAKA
Djamari. 1993. Metodologi Studi Islam. Bandung: IKIP Bandung Press.
Hakim, ABD Atang. 1999. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mudzhar, M. Atho. 1998. Pendekatan Studi Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Murdan. 2002. Metodologi Studi Islam. Banjarmasin: STAI Al-Jami.
Nata, Abuddin. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Lufi Nurmawan. Metodologi Studi Islam Tentang Penelitian Agama. http://www.vespakampusclub.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 April 2016.
Agus Salim. Telaah “Konstruksi Teori” Penelitian Agama. http://www.agus1salim.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 April 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar