Pengikut

Rabu, 07 Desember 2016

islam sebagai produk budya

ISLAM SEBAGAI PRODUK BUDAYA


A. PENGERTIAN BUDAYA
1. Menurut S. Takdir Alisyahbana:
o Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur unsur yang berbeda- beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
o Kebudayaan adalah warisan sosial atau tradisi.
o Kebudayaan adalah cara, aturan dan jalan hidup manusia.
o Kebudayaan adalah penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya dan cara-cara menyelesaikan persoalan.
o Kebudayaan adalah hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.
o Kebudayaan adalah hasil pergaulan atau perkumpulan manusia.
2. Parsudi Suparlan
Menjelaskan bahwa kebudayaan adalah serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dimiliki manusia, dan yang digunakannya secara selektif dalam  menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah laku dan tindakan-tindakannya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
3. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
4. Edward Taylor
Budaya adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, seni, kepercayaan, adat istiadat, hukum, moral dan kebiasaan lain dan kemampuan yang diperoleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat tertentu.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. ISLAM SEBAGAI BUDAYA
Agama (Islam) dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling melengkapi satu sama lain. Ketika berbicara agama dan kebudayaan, bisa dilihat lewat aplikasi fungsinya dalam wujud sistem budaya dan juga dalam bentuk tradisi ritual atau upacara keagamaan yang nyata-nyata bisa mengandung nilai agama dan kebudayaan secara bersamaan. Berbicara agama Islam dengan kebudayaan, tentu merupakan pembahasan yang sangat menarik. Dimana Islam sebagai agama universal merupakan rahmat bagi semesta alam dan dalam kehadirannya di muka bumi, Islam berbaur dengan budaya lokal suatu masyarakat (local culture), sehingga antara Islam dengan budaya lokal tidak bisa dipisahkan, melainkan keduanya merupakan bagian yang saling mendukung dan melengkapi.
Dalam hal ini Nurcholish Madjid salah-satu tokoh intelektual muslim Indonesia mengungkapkan bahwasanya antara agama (Islam) dan budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah menurut perubahan waktu dan tempat. Tetapi berbeda dengan budaya, sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Kebanyakan budaya berdasarkan agama, namun tidak pernah terjadi sebaliknya, agama berdasarkan budaya. Oleh karena itu, agama adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya dapat berupa ekspresi hidup keagama an, karena ia sub-kordinat terhadap agama.13 Adapun kebudayaan yang mengiringi tumbuhnya dan menyebarnya Islam ke berbagai penjuru dunia.
Sebagai sebuah kenyataan sejarah, agama dan kebudayaan dapat saling memengaruhi karena keduanya memiliki nilai dan simbol. Agama adalah merupakan simbol yang menjadi lambang nilai ketaatan kepada Tuhan. Kebudayaan juga memiliki nilai dan simbol agar supaya manusia bisa hidup di dalamnya. Agama memerlukan sistem simbol. Dengan kata lain, agama memerlukan kebudayaan. Namun keduanya perlu dibedakan. Agama adalah sesuatu yang final, universal, abadi, dan tidak mengenal perubahan (absolut). Kebudayaan bersifat partikular, relatif, dan temporer. Agama tanpa kebudayaan memang dapat berkembang sebagai agama pribadi. Namun, tanpa kebudayaan, agama sebagai kolektivitas tidak akan mendapat tempat. Di Madura, Khususnya di Sumenep, agama (Islam) dan budaya yang ada di Sumenep adalah merupakan ajaran Islam yang berkembang dan berjalan selaras dengan kebudayaaan masyarakat Sumenep.

C. PENDEKATAN STUDI  BUDAYA
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan kegiatan (usaha) batin untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang bersifat hakiki,  universal dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau dipertemukan dengan budaya dan dunia modern, agar mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya.
Studi budaya memiliki beberapa karakter, diantaranya :
1. Budaya itu dipelajari dan diperoleh
2. Budaya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
3. Budaya berkembang melalui interaksi individu
4. Budaya merupakan pemikiran yang mendalam untuk dijadikan simbol yang memberikan makna terhadap lingkungan melalui pengalaman
Budaya dapat dipelajari melalui enkulturasi yang merupakan proses dimana seorang individu memahami persyaratan studi budaya masyarakat sekitarnya. Dalam studi budaya di kategorikan menjadi dua bagian:
1. Budaya Implisit
Merupakan hubungan antara kelompok dan satu kelompok individu dimana mengatur dan diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan budaya kelompoknya.
2. Budaya Eksplisit
Adalah kebalikan dari budaya implisit dimana sekelompok individu mengadopsi budaya dari satu kelompok individu dengan budaya yang berbeda.
Pada dasarnya budaya bersifat dinamis, karena sering dipengaruhi oleh perubahan dalam kehidupan modern. Dengan demikian, kebudayaan merupakan hasil daya cipta manusia yang menggunakan dan mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya, selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan oleh seseorang dalam menjawab masalah yang dihadapinya, sehingga kebudayaan tampil sebagai pranata yang terus menerus dipelihara para pembentuknya dan generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Islam sering disebut produk budaya, khususnya budaya Arab. Hal tersebut dilatar belakangi oleh banyaknya fenomena budaya arab yang kemudian dijadikan rujukan keagamaan misalnya sakralisasi bulan Ramadhan, mengagungkan bulan-bulan haram (Muharram, Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah). Penggunaan jilbab yang saat itu merupakan alat kultural untuk pengamanan sosial bagi perempuan dan lain-lain, selain dikarenakan lahirnya Islam di tanah Arab dan bahasa yang digunakan dalam kitab suci agama Islam adalah bahasa Arab. Keterkaitan antara budaya Arab dan Islam seringkali membuat kesulitan membedakan mana yang merupakan budaya islam sendiri dan mana yang bukan.



PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tentang Islam dan Kebudayaan, maka dapat disimpulkan Pertama, Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-norma sendiri. Karena bersifat normatif, maka cenderung menjadi permanen. Sedangkan budaya adalah buatan manusia. Oleh sebab itu ia berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan cenderung untuk selalu berubah. Sehingga budaya Islam adalah budaya yang berdasar pada nilai-nilai Islam yaitu al-Qur’an dan Hadis. Kedua, dalam perkembangannya, Kebudayaan Islam banyak dipengaruhi oleh kebudayaan lokal disekitar semenanjung Arab yang telah lebih dulu berkembang, sehingga budaya Islam sendiri banyak beralkulturasi dengan budaya-budaya lokal tersebut. Namun perkembangan kebudayaan menurut Islam bukanlah value free (bebas nilai), tetapi justru value bound (terikat nilai).

B. SARAN
Dengan selesainya penulisan makalah ini, kami berharap semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, untuk itu saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan pengembangan makalah ini. Hendaknya kita semua juga mempelajari dan mengikuti budaya yang ada di masyarakat,selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran islam.




DAFTAR PUSTAKA

Mudzar, M. Atho, Pendekatan Studi dalam teori dan Praktek, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001
Suprayogo, Imam dan tobroni, metodologi penelitian sosial agama, Bandung : Rosda karya, 2001
Yustion.1993. Islam dan Kebudayaan Indonesia: Dulu, Kini, dan Esok .Jakarta: Yayasan Festival Istiqlal
http://islamiconeprophecy.blogspot.co.id/2014/06/islam-sebagai-produk budaya.html.diakses  pada tanggal 15  april  2016 pada pukul 09.50
http//:www.google.com/Islam-sebagai-sasaran-study-dan-kebudayaan.pdf.diakses pada tanggal 15 april 10.02
•         Mudzar, M. Atho, Pendekatan Studi dalam teori dan Praktek, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001
Suprayogo, Imam dan tobroni, metodologi penelitian sosial agama, Bandung : Rosda karya, 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar