Pengikut

Rabu, 07 Desember 2016

landasan teoritis pendidikan

LANDASAN TEORITIS PENDIDIKAN
Makalah untuk Memenuhi Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Dosen Pengampu:
Haslinda Yastin Agustin, S.Si,M.Pd
Description: logo iain.jpg

Oleh:
Kelompok 3
Anggota Kelompok:
1.     Deareza Fridania M.D (17204153044)
2.     Rindi Laili Sukma (17204153024)
3.     Niken Wahyuningtyas (17204153047)
4.     Febri Estu Fahrudi (17204153005)
Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2015



 Landasan Teoritis Pendidikan
1. Teori Behaviorisme
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman .Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. 
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
1. Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila peserta didik bersifat aktif di dalamnya.
2. Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya peserta didik mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respons tertentu.
3. Tiap-tiap respons harus diberi umpan balik (feedback) ecara langsung supaya peserta didikdapat mengetahui apakah respons yang diberikannya telah benar.
4. Setiap kali pesrta didik memberikan respons yang benatrperlu diberi penguatan (reinforcement).
Adapun langkah-langkah pembelajaran  berdasarkan teori behaviorisme, dalammerancang kegiatan pembelajaran, adalah:
a. Menentukan tujuan pembelajaran.
b. Menganalisis lingkungan yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi pengetahuan awal (entry behavior) peserta didik
c. Menentukan nilai pembelajaran.
d. Memecah pembelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokokbahasan, sub pokokbahasan, topik dan sebagainya.
e. Menyajikan materi pembelajaran.
f. Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis, tes/kuis, latihan atau tugas-tugas
g. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta didik
h. Memberikan penguatan (reinforcement)yang berupa penguatan positif ataupun penguatan negatif,atau hukuman
i. Memberikan stimulasi baru
j. Mengamati dan memberikan respons yang diberikan pesrta didik
k. Memberikan penguatan lanjutan ataupun hukuman,
l. Demikian seterusnya.
m. Evaluasi hasil belajar.
2. Teori Kognitifisme
 Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa.
Karakteristik Teori Kognitif :
Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati.
Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan piaget,  teori kognitif burner, teori kognitif berwarna ausebel dan lain-lain.
a. Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sisten syaraf. Proses belajar seseorang akan meikuti pola dan tahap perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya.perjenjangan ini bersifat hirearki yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Ada empat tahap perkembangan kognitif anak, yaitu:
1. Tahap sensor motorik yang bersifat internal (0-2 tahun)
2. Tahap preoperasional (2-6 tahun)
3. Tahap opeasional konkret (6-12 tahun)
4. Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun.
Menurut Piaget, secara garis besar langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran adalah:
a.       Menentukan tujuan pembelajaran
b.      Memilih materi pembelajaran
c.      Menentukan topik-topik yang dapat di pelajari peserta didik secara aktif
d.   Menentukan dan meracang pembelajaran yang sesuai dengan topik tersebut, misalnya: penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi, dan sebagainya
e.      Mengembangkan metode pembelajaran untuk meransang kreatifitas dan cara berfikir peserta didik
f.       Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik

b. Teori kognitif burner
Teori ini bertitik tolak pada teori belajar kogniif, yang menyatakan belajar adalah kegiatan belajar perubahan presepsi dan pemahaman. Menurut burner perkembangan seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan.
a)      Tahap enaktif
Peserta didik melakukan aktivitas-aktivitasnya dalam usaha memahami lingkungan. Peserta didik melakukan observasi dengan cara mengalami langsung atau realitas.
b)      Tahap ikonik
Peserta didik melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
c)      Tahap simbolik
Peseta didik mepunyai gagasan –gagasan abstrak ang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi dilakukan dengan pertolongan sistem simbol.
Menurut burner, secara garis besar langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran adalah:
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
b. Melekukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya belajardan sebagainya)
c. Memilih materi pembelajaran
d. Menentukan topik0topik yang dapat dipelajaripeserta didik secara induktif
e. Mengatur topik-topik pembelajaran dari yang sederrhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ekonik, sampai ke simbolik
f. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
c. Teori belajarr bermakna menuru ausebel
Menurut ausebel belajar haruslah bermakna,materi yang dipelajari di asimilasikan secara non arbiter dan berhubungan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.menurut Reilly & Lewis ada dua persyratan untuk membuat materi pembelajaran bermakna, yaitu:
a)      Pilih materi yang secara potensial bermakna lalu diatur sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan masa lalu
b)      Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna
Prinsip-prinsip teori belajar bermakna ausebel ini dapat diterapkan dalam prosees pembelajaran melalui tahap-tahap sebagai berikut
1.     Kemampuan dan struktur kognitifnya melalui tes awal, interview, review, pertanyaan-pertanyaan dan lain-lain teknik
2.      Memilih materi-materi kunci dan penyajiannya diatur, dimulai dengan contoh yang konkret dan kontroversial
3.      Mengidentifikasikan konsep-konsep yang harus di kuasai dari materi baru itu
4.      Menyajikan suatu pandangan secara menyeyeluruh tentang apa yang harus dipelajari
5.      Memakai advance organizer
6.      Membelajarkan pesarta didik memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada dengan memberikan fokus pada hubunganhubungan yang ada.

3. Teori Humanisme
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini
melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal
yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik yang beraliran humanisme biasanya memfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan
pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik
yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Langkah-langkah pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan pendekatan humanistis, namun paling tidak langkah dalam pembelajaran adalah:
a. Menentukan tujuan-tujua pembelajaran
b. Menentukan materi pembelajaran
c. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik
d. Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan peserta didik mempelajari secara aktif (mengalami)
e. Merancang fasilitas pembelajaran seperti lingkungan media pembelajaran
f. Membimbing peserta didik belajar secara aktif
g. Membimbing pesera didik untuk memahami makna dari pengalaman belajarnya
4. Teori belajar konstruktivisme
Teori konstruktivisme yang landasan dasarnya schema.teori schem memandang bahwa proses pembelajaran sebagai cara mengaitkannya dengan struktur kognittif yang sudah ada. Belajar menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembentukan pengetahuan.teori konstruktivisme menekankan bahwa belajar lebih banyak ditentukan karena adanya karsa peserta didik.menurut teori ini masalah belajar dan pembelajaran adalah:
a.       Bersifat ketidakteraturan atau keberagaman, peserta didik diharapkan kepada lingkungan belajar yang bebas, karena kebebasan itu merupakan unsur yang esensial.
b.      Keberhasilan atau kegagalan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat sebagai interprestasi yang berbeda yang perlu dihargai
c.       Kebebasan dipandang sebagai penentu keberhasilan, kontrol belajar dipegang oleh peserta didik itu sendiri
d.      Tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman yang menuntut aktivitas kreatif, produktif dalam kenyataan nyata.
Implementasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran, dimana belajar merupakan proses pemaknaan informasi baru, oleh karena itu peserta didik perlu:
1. Didorong pengetahuan diskusi yang dipelajari
2. Berfikir divergen bukan hanya satu jawaban yang benar
3. Berbagai jeniss luapan berpikir atau aktivitas belajar
4. Digunakan informasi pada situasi baru
Mengingat kebebasan merupakan unsur esensial dalam lingkungan belajar,oleh karena itu perlu:
1. Disediakan sebagai pilihan untuk peserta didik
2. Sediakan pilihan cara untuk memperlihatkan keberhasilan
3. Sediakan waktu yang cukup banyak untuk memikirkan dan mengerjakan tugas
4. Jangan terlalu banyak menggunakan tes yang sudah terlalu banyak waktunya
5. Sediakan kesempatan untuk melakukan berpikir ulang
6. Libatkan penngalaman konkret peserta didik





Daftar Pustaka
1.      Wikipedia Indonesia di akses hari senin 22 september 2015 pukul 19:20
2.      Aristwn.staff.iainsalatiga.ac.id, pdf di akses hari senin 22 september 2015 pukul 19:30
3.      Imadiklus.googlecode.com, pdf diakses hari senin 22 September 2015 pukul 20:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar